ISIS Ancam Akan Habisi Polri, TNI, dan Banser, Ancam Jakarta Akan Dijadikan Seperti Marawi


DETIK METROUntuk kalian yang suka nyinyir mengenai teroris adalah konspirasi dan pengalihan isu, sebaiknya mulai menjadwalkan diri ke spikiater terdekat yang dapat dipercaya.

Dibiarkannya para penghuni bumi datar melakukan propaganda, dan pembelaan-pembelaan sesuatu yang terkait radikalisme dan tindakan-tindakan intoleran membawa angin segar bagi kaum-kaum yang melakukan kekerasan atas nama agama.

Disaat pihak kepolisian sedang menciptakan suasana aman dan nyaman untuk masyarakat dalam arus mudik dan balik, kepolisian mendapatkan teror dari pihak yang terindikasi simpatisan ISIS. Bahkan belum lama ini, dua orang Brimob ditusuk setelah menjalankan Shalat di Masjid.

Ancaman di Polsek Kebayoran

Pada hari ini, kembali terjadi ancaman dari kelompok radikal yang mengatasnamakan agama. Sebuah bendera yang identik dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dipasang oleh orang tak dikenal di depan kantor Polisi Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7) subuh tadi.

Bendera tersebut ditemukan pertama kali oleh anggota polisi yang bertugas piket sekitar pukul 05.30 WIB.

Dalam keterangan yang dimuat cnnindonesia, setelah salat subuh, seorang anggota bernama Bripka Billy dan seorang warga lainnya bernama Jangkung mendengar suara motor berhenti di pinggir jalan. Tetapi setelah dicek motor tersebut buru-buru pergi.

Selain bendera dengan ukuran 100×50 centimeter terpasang di pagar depan kantor Polsek Kebayoran Lama, ditemukan juga pesan ancaman yang ditulis di atas kertas karton berwarna kuning, tulisan ancaman tersebut sebagai berikut :

“Wahai para Anshor Thogut Polri, TNI, Banser, Densus, dan para antek-antek laknatulloh, bertobatlah kalian dari jalan yang menyesatkan itu, berhentilah kalian menyembah dan melindungi berhala yang kalian banggakan, yang kalian sebut dengan nama Pancasila najis itu yang telah menggantikan hukum Allah dengan hukum jahiliyah yang telah kalian buat.”

“Sadarlah kalian sesungguhnya kalian berperang di barisan Thogut, dan kami berperang di barisan iman (QS An Nisa:76), berhentilah kalian menyebut dan memfitnah kami sebagai teroris, bahwa pada dasarnya kalianlah teroris sebenarnya, karena kalian telah membunuh dan menangkap umat muslim serta ulama-ulama kami (Para Muwahidin) yang mempelajari dan mengamalkan tauhid yg dibawa dan diajarkan oleh Rosul kami Muhammad Salallahu Alaihi Wasallam.”

“Dan ketahuilah, kami akan terus meneror kalian sebagai mana kalian meneror kami (para muwahidin) dan kami akan memburu kalian sebagaimana kalian memburu saudara seiman kami di Poso.”

“Ketahuilah, perang telah dimulai, akan kami buat Jakarta ini seperti Marawi. Akan kami gulingkan hukum jahiliyah serta berhala pancasila yang kalian banggakan dan akan kami tinggikan hukum Allah yg mana adil dan sempurna (QS Al Maidah:50) di atas pedang-pedang kami, khilafah islamiyah Ala Minhajin Nubuwah akan segera tegak ditanah air ini Insya Allah Biidznillah.”

NU turut waspada.

Tidak hanya Polri, Ansor, Banser yang merupakan bagian dari NU tidak luput dari ancaman kaum radikal. Banser yang selalu berperan aktif dalam menjaga toleransi serta Negara Kesatuan Republik Indonesia, tak luput dari ancaman oleh mereka.

Ansor, Banser, harus kita dukung dalam segala hal, karena bisa dibayangkan, mereka rela memposisikan diri dalam bahaya demi negara ini. Mereka harapan orang waras di negeri ini, penjaga nilai kemanusian dan citra bangsa.

Periksa dan selidiki orang-orang yang terkesan mendukung teroris

 Bukan rahasia lagi, para elite bangsat negara ini menggunakan isu-isu SARA untuk mengganggu pemerintahan. Banyak pernyataan-pernyataan yang dengan jelas seperti mendukung tindakan intoleran hingga upaya mengganti ideologi negara.

Teror dan bom dianggap pengalihan isu hingga konspirasi, serta mengkaitkan penegakan hukum sebagai kriminalisasi, padahal fakta dan bukti bersalah sudah ada. Bahkan ada kader-kader partai tertentu yang dengan gencar menyebarkan propaganda, bahwa pemerintahan saat ini memusuhi Islam.

 Tidak berhenti disitu saja, revisi undang-undang anti teror juga dihambat, padahal hal tersebut sangat penting sebagai dasar pihak penegak hukum untuk bergerak membasmi terorisme atas nama apapun, termasuk atas nama agama.

Jika ada yang merasa pemerintah saat ini membenci Islam, sudah pasti otaknya sudah rusak. Upaya membrantas teror atas nama agama, adalah salah satu membersihkan nama baik agama akibat kejahatan yang dilakukan atas nama agama.

Cak Anton, Seword.com

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Rubrik Opini menampung artikel yang sepenuhnya adalah padangan pribadi penulis dan tidak mewakili redaksi. Isi dan pandangan dalam opini merupakan tanggung jawab penulis. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
© Copyright 2017 DetikMetro.com - All Rights Reserved