Kecewa Proyeksi APBD 2018 Tak Bisa 120 Trilyun, Ternyata Sandiaga Uno Sudah Sasar APBD DKI 5 Tahun Lalu...

Kecewa Proyeksi APBD 2018 Tak Bisa 120 Trilyun, Ternyata Sandiaga Uno Sudah Sasar APBD DKI 5 Tahun Lalu...

DETIK METRORaut muka masem dan kecewa tampak dari muka Wakil Gubernur Terpilih, Sandiaga Uno, yang sepertinya sangat kecewa dengan proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APDB) 2018 yang dibuat dalam Rancangan APBD 2018. Sandiaga merasa ada yang salah dengan perhitungan yang dilakukan oleh Pemerintahan Provinsi (pemprov) DKI Jakarta.

Menurut Sandiaga, Pemprov DKI Jakarta harus bertanggung jawab menjelaskan mengapa proyeksi APBD 2018 yang dilakukan 5 tahun yang lalu bisa meleset. Ia menjelaskan, pada lima tahun lalu diproyeksikan APBD pada 2018 sebesar Rp 120 triliun tetapi kenyataannya hanya ada Rp 70 triliun. Sehingga, kata Sandi, APBD melenceng hingga 50 triliun lebih.

“What’s wrong? Salah di mana? Saya sampaikan ke beliau (Sekda DKI Saefullah), secara filosofi, kita harus ubah bahwa melenceng Rp 50 triliun  itu salah sekali, uang besar sekali,” kata Sandi.

“Kalau (melenceng) dua kali lipat harus dijelaskan ke publik apa yang terjadi,” kata Sandi.

Kalau Sandiaga heran dengan RAPBD 2018 yang memproyeksikan APBD DKI Jakarta 2018 hanya sekitar Rp 70 Triliun, maka saya yang heran mengapa Sandiaga heran?? Apakah sebagai seorang pebisnis yang punya kekayaan Triliunan rupiah, dan sempat menyindir Djarot kalau urusan hukum yang dihadapinya adalah urusan orang super kaya, jumlah itu jauh dari proyeksinya??

Apakah Sandiaga tidak tahu bagaimana cara menentukan proyeksi APBD? Tidak mungkin APBD 2018 tiba-tiba jomplang sekali proyeksinya. APBD DKI 2017 yang telah disahkan sebesar Rp 70,19 triliun, maka jumlah APBD DKI 2018 tidak akan jauh dari situ. Apa tidak aneh kalau APBD DKI 2018 jadinya diproyeksi sebesar Rp. 120 Triliun??

Saya yakin, Sandiaga yang mengaku-ngaku orang keuangan dan pebisnis ini hanya menyindir Pemprov DKI saja. Kalau memang dia orang keuangan dan bahkan seorang pengusaha sukses, harusnya paham bagaimana mendapatkan perhitungan anggaran tahun berikutnya. Bukan dari proyeksi 5 tahun yang lalu, tetapi dari APBD sebelumnya.

Ataukah memang Sandiaga tidak paham tentang menyusun anggaran keuangan dan hanya mengandalkan orang keuangannya saja?? Saya jadi ingat bagaimana saat debat Pilkada Jakarta, Sandiaga tidak paham dengan istilah KUA-PPAS.

Biar saya ingatkan..

“Pak Sandi yang baik wagub itu tugasnya bukan hanya sekedar ban serep tapi back up gubernur. Ada tugas dan tanggungjawab wagub dalam menyusun KUA-PPAS bagaimanan cara Pam Sandi membantu gubernur menyusun KUA PPAS?” tanya Djarot kepada Sandiaga dalam debat final bertemakan “Dari Masyarakat untuk Jakarta”, di Hotel Bidakara Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (12/4/2017).

“KUA PPAS itu apa Pak? Supaya yang di rumah juga tahu,” kata Sandiaga yang berdiri berhadapan dengan Djarot.

Kejadian ini memang sontak menunjukkan kepada publik bagaimana kualitas Sandiaga sebenarnya. Tidak tahu kepanjangan KUA PPAS, lalu menggunakan alasan supaya yang di rumah tahu adalah strategi mengeles kelas lapo tuak. Tetapi meski sudah begitu, tetap saja Sandiaga menang dan jadi Wakil Gubernur. Aneh bin ajaib.

Kini, komentar aneh kembali dikeluarkan ketika Sandiaga heran dan kecewa melihat proyeksi APBD DKI Jakarta 2018 dan RAPBD 2018 yang sudah disusun pemprov DKI. Anehnya lagi, Sandiaga mengaku-ngaku sebagai orang keuangan tetapi membuat pernyataannya seperti orang yang tidak tahu keuangan.

Saya sendiri menduga, Sandiaga kecewa salah satunya juga karena dari awal dia punya modus terhadap APBD DKI 2018. Sandiaga tentu berharap APBD DKI 2018 sesuai dengan proyeksi 5 tahun lalu karena dia sudah keluar banyak untuk dana kampanye. Namanya pengusaha, mana ada yang mau untung bukan?? Kecuali pengusaha yang sudah selesai cara hal duniawi seperti Jokowi dan Susi.

Seperti yang diketahui, sandiaga mengeluarkan biaya untuk dana kampanye putaran pertama yang mencapai Rp 64,4 miliar. Di putaran kedua, menyokong semua dana kampanye yang besarnya Rp 13,5 miliar. Jadi, total dana kampanye yang dikeluarkan dari kantong pribadi Sandiaga sebesar Rp 77,9 miliar.

Apakah Sandiaga berharap dengan modal segitu dapat balik modal?? Waduh, kayaknya kalau kelasnya Sandiaga yang adalah orang super kaya, dengan modal investasi hampir 80 miliar, maka “perusahaan” bernama DKI ini harus memberikan keuntungan kepadanya secara pribadi ratusan bahkan triliunan rupiah. Itulah mengapa dia sangat senewen mendengar APBD DKI 2018 hanya sekitar Rp 70 triliun rupiah.

Kelakuan Sandiaga ini memang tidak beda dengan kelakuan Jusuf Kalla. Pengusaha menjadi birokrat tetapi masih saja kemaruk. Sekarang rasakan kalau APBD yang sudah disasar sejak 5 tahun yang lalu ternyata hanya mampu menyediakan anggaran Rp 70an triliun. Kalau memang mampu dan memang pengusaha ulung seperti Jokowi dan Susi, buatlah “perusahaan” bernama DKI ini jadi hebat.

Tetapi, sama seperti ketidakinginan saya supaya Sandiaga tidak jadi kepala daerah di DKI Jakarta, maka saya bisa pastikan, DKI tidak akan maju di tangan pengusaha kemaruk seperti Sandiaga. APBD bisa saja meningkat, tetapi tidak akan ada perubahan yang signifikan.

Semoga saja Jakarta tidak benar-benar tenggelam dan bangkrut dibuat pasangan Anies-Sandiaga.

Oleh: Palti Hutabarat, Seword.com

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Rubrik Opini menampung artikel yang sepenuhnya adalah padangan pribadi penulis dan tidak mewakili redaksi. Isi dan pandangan dalam opini merupakan tanggung jawab penulis. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
© Copyright 2017 DetikMetro.com - All Rights Reserved