DETIK METRO - Wakil Ketua DPR RI yang dikenal setali tiga uang dengan Fahri Hamzah, Fadi Zon menyoroti kunjungan negara Presiden Jokowi ke Ankara Turki. Mengapa? Karena memang di luar kebiasaan, Jokowi membawa seluruh anggota keluarga intinya mulai dari Ibu Iriana, Si Dingin Gibran bersama istri dan anaknya, dan Si Kaku Kaesang dan mungkin kamera kesayangannya untuk meliput aksi-aksi sang Bapak di dalam kunjungan kerjanya. Tidak tercatat apakah Kahiyang ikut atau tidak, mungkin ia sedang mempersiapkan acara pertunangannya. Hehehe.
Percikan muka pertama…
“Saya nggak tahu apa alasannya, mungkin sekalian liburan atau bagaimana, tapi tentu menimbulkan pertanyaan. Sah-sah saja orang bertanya karena tentu di luar kebiasaan dilakukan presiden Jokowi…. Setahu saya di zaman Pak Harto tidak ada sampai ke cucu, mungkin pernah kalau anak. Kalau bawa cucu setahu saya tak pernah”
Fadli dengan fatalnya melakukan komparasi yang sangat jomplang antara Jokowi dan Soeharto. Ia mengatakan bahwa selama Pak Harto melakukan kunjungan kerja, Soeharto tidak pernah membawa sampai ke cucu-cucunya. Mengapa jomplang? Rasanya Fadli Zon kurang piknik, ia lupa bahwa Soeharto memiliki enam orang anak sedangkan Jokowi hanya tiga anak.
Lagipula, pada saat Soeharto berkuasa, anak-anaknya pun juga sudah besar-besar dan menghabiskan biaya jauh lebih besar pada saat itu, dibandingkan anak Jokowi yang baru satu yang sudah memiliki pasangan. Lantas jika ingin kita teruskan, kalimat Fadli Zon mengenai perbandingan kedua sosok Presiden sangatlah jauh, khususnya di dalam penggunaan uang, dan hasil kerja.
Percikan muka kedua…
“Nggak tahu, harus dikaji sejauh mana aturan pendampingan ke luar negeri karena kalau di DPR kan ada apakah boleh misalnya pejabat membawa sampai anak cucu, mantu, bukankah itu juga menggunakan fasilitas negara dan keperluannya apa kecuali sedang cuti.. Ini perlu menjadi catatan, apakah bisa dilakukan karena kan, kalau istri sebagai pendamping saya kira masih wajar. Kalau anak, cucu, sampai menantu kan bisa jadi pertanyaan juga”
Politikus Gerindra yang menjabat sebagai wakil rakyat ini enggan berkomentar lebih jauh mengenai tindakan Jokowi, apakah melanggar etika atau tidak, sebagai pejabat negara. Menurutnya, harus ada aturan-aturan yang mengatur membawa anggota keluarga saat setiap pejabat berkunjung secara resmi ke luar negeri. Ia lupa bahwa ia pernah menservis anaknya di dalam melakukan studi yang menggunakan uang negara untuk fasilitas antar jemput dari KBRI.
Percikan pamungkas… Mungkin lebih tepatnya bukan percikan, melainkan Ludahan ke arah muka…
Di dalam komentar yang diutarakan oleh Fadli Zon kepada Jokowi, membuktikan bahwa ia memiliki karakter yang tidak baik. Ia lupa bahwa DPR saat ini sedang menghadapi masalah yang lebih krusial dihadapi oleh rakyat Indonesia. Ancaman terorisme di depan mata, dengan kekalahan mereka di Filipina, terbuka kemungkinan bahwa Indonesia menjadi incaran berikutnya.
Rancangan Undang-Undang anti terorisme yang sampai sekarang mandeg di DPR, seharusnya yang lebih difokuskan. Mengapa Fadli Zon sempat-sempatnya nyinyir dengan kunjungan kerja kenegaraan Jokowi bersama keluarganya? Pun bukan lagi rahasia umum jikalau istri para anggota DPR segerombolan pergi ke Eropa dengan tas ratusan juta dan menggunakan uang rakyat, rasanya itu yang lebih perlu dikomentari.
Saat ini diketahui Jokowi yang sedang melakukan kunjungan ini memiliki rangkaian agenda yang cukup padat. Pertemuan empat mata antara Jokowi dan Erdogan, pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri.
Para menteri dan pejabat yang mendampingi Jokowi turun lewat tangga belakang pesawat. Mereka adalah Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala BKPM Thomas Lembong, Plt. Kepala Sekretariat Presiden Winata Supriatna, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Andri Hadi, Sekretaris Pribadi Presiden Anggit Noegroho, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana dan Plt Deputi Bidang Protokol, Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Ari Setiawan.
Indonesia dan Turki pun melakukan penandatangan MoU (nota kesepahaman), dan pernyataan pers bersama. Agenda ini menjadi sebuah bukti bahwa Jokowi datang membawa keluarga, bukan semata-mata hanya untuk jalan-jalan. Kita tahu bahwa Jokowi merupakan sosok yang sederhana. Tidak heran tentunya jika sekali-sekali ia mengajak keluarganya, dan itu hal yang lumrah.
Justru aneh jika Fadli Zon menyinggung bahwa apa yang dikerjakan Jokowi di dalam mengajak seluruh anggota keluarganya, tidak lumrah. Jadi apa yang lumrah? Apakah lumrah jika setiap hari anggota DPR makan lobster? Apakah lumrah jika setiap hari anggota DPR kerjanya hanya tidur? Apakah lumrah jika anggota pansus RUU Anti Terorisme terlambat? Itukah yang lumrah? Lumrah perut mu!
Pertemuan dengan Erdogan ini akan berlangsung pada 6 Juli 2017 di Ankara. Jokowi dan rombongan akan transit terlebih dahulu di Aceh karena perjalanan menuju Turki memakan waktu lebih dari 12 jam. Keesokan harinya, Jokowi akan menuju Hamburg, Jerman, dalam rangka KTT G20. Di sela pertemuan itu, Jokowi bakal bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
“Tak lupa, di sela-sela pertemuan G20, Presiden juga akan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pimpinan negara sahabat, salah satunya Presiden Amerika Serikat Donald Trump,” kata Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Setpres Bey Machmudin.
Hubungan Indonesia dan Amerika Serikat akan semakin baik tentunya. Setelah bertemu mantan presiden AS Barack Obama, Jokowi akan bertemu dengan presiden ke-45 Amerika, Donald Trump di Jerman. Menteri luar negeri Retno Marsudi mengungkapkan KTT G20 menuturkan di dalam pertemuan tersebut, Jokowi sudah memiliki agenda bertemu dengan tujuh kepala negara.
Salah satunya Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Itu adalah pertemuan bilateral pertama Jokowi dan Trump. Meskipun sebelumnya mereka pernah bertemu di KTT Arab Islam Amerika di Riyadh pada akhir Mei lalu.
”Tapi baru sekali ini duduk secara bilateral. Yang akan dibahas pasti urusan-urusan bilateral yang lebih luas dari sekedar hanya bicara mengenai counter terorisme,” ujar Retno usai bertemu dengan Jokowi, di Istana Kepresidenan.
Selain Trump, Jokowi akan bertemu dengan Perdana Menteri Belanda, Norwegia, Vietnam, Spanyol, dan Korea Selatan. KTT G20 meurpakan pertemuan tingkat tinggi 19 negara dengan Uni Eropa yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar. Jokowi menjadi salah satu pembicara utama yang membahas tentang penanggulangan terorisme, isu ekonomi, dan juga keuangan.
Baca juga: Obama Pidato, Menteri Susi Tertawa Lihat Setya Novanto Tidur Pulas, Inikah Wakil Rakyat Kita?
Akhir kata, rasanya nyinyiran Fadli Zon mengenai kunjungan kerja Jokowi yang mengundang seluruh keluarganya begitu mudah ditenggelamkan oleh Presiden Jokowi. Komentar-komentar Fadli Zon begitu saja musnah oleh apa yang dikerjakan oleh Jokowi. Khususnya sebagai pembicara utama mengenai penanggulangan terorisme, di negara yang di mana anggota DPR nya malah santai-santai tidak jelas dan menunda-nunda pengesahan RUU anti terorisme.
Oleh: HYSebastian, Seword.com